Analisis Implementasi Perka BNPB Nomor 3 Tahun 2016 dalam Menangani Gempabumi Di Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018 (Best Practice Perka BNPB No. 3 Tahun 2016)

Isi Artikel Utama

Abstrak

Gempa Lombok telah menghancurkan sebagian besar Nusa Tenggara Barat. Upaya tanggap darurat setelah gempabumi di Lombok mengalami kesulitan karena hampir semua kabupaten/kota diguncang gempa. Karakteristik gempa di Lombok melalui tiga fase, yaitu gempa pendahuluan (foreshocks), gempa utama (mainshocks) dan gempa susulan. Pengulangan kejadian ini telah berdampak besar pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi NTB. Sehingga upaya yang dilakukan dalam menangani keadaan darurat memerlukan strategi yang memprioritaskan koordinasi lintas sektoral dari semua lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi tanggap darurat bencana dalam menangani gempabumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2018 (Praktik Terbaik Perka BNPB No. 3 tahun 2016). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi literatur, wawancara, dan observasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi Sistem Komando Penanggulangan Bencana (SKPDB) Perka No. 3 Tahun 2016 belum dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari berbagai nomenklatur yang digunakan dalam SK tentang penentuan status kedaruratan, Posko dan Pos Lapangan di Kabupaten/Kota, tumpang tindih tugas dan fungsi perintah tanggap darurat, kurangnya dukungan dari Posko yang ada di Provinsi terhadap Posko Kabupaten/Kota.

Rincian Artikel

Bagian
Artikel